Perspektif yang berbunyi "jika ingin sukses, keluarlah dari zona nyamanmu!" pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebagian dari 275,77 juta jiwa penduduk Indonesia mungkin setuju dan mendukung perspektif ini, tetapi sebagiannya lagi tidak. Mengapa? Karena manusia dianugerahi akal dan fikiran oleh Tuhan untuk memilih dan menentukan preferensi hidupnya sendiri. Nah disini, aku akan merepresentasikan diri sebagai salah satu dari pendukung positif sudut pandang ini.
Apa maksud dari zona nyaman disini?
Keluar dari zona nyaman maksudnya bukan untuk pergi jauh dan entah kemana tanpa tujuan yang jelas, namun harus kita ketahui bahwa segala sesuatu yang membuat manusia merasa nyaman biasanya akan semakin memodifikasi intesitasnya dalam menghadapi tantangan dan hal baru dalam hidupnya. Manusia yang merasa nyaman di dalam zona hidupnya sekarang, akan merasa enggan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru karena ketakutannya itu mengalahkan kemauannya untuk bisa lebih maju dan berkembang.
Dari zaman para nabi pun kita sudah bisa menyimak banyak pelajaran, mereka berhijrah atau berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain untuk belajar hidup. Bisa mendapatkan banyak teman baru, merasakan kehidupan baru bahkan menemukan pengalaman hidup baru yang kelak bisa diceritakan kepada kerabat sepulang dari hijrah. Hijrah di era modern seperti sekarang ini lebih terkenal dengan sebutan merantau. Pepatah terdahulu mengatakan :
Keratau madang di hulu
Berbuah berbunga belum
Merantau bujang dahulu
Di kampung berguna belum
Ketika masih muda manusia memiliki kemampuan dan daya tahan tubuh yang kuat, maka dari itu wajib bagi anak muda untuk memperbanyak pengalaman dengan mempelajari semua hal yang patut diketahui. Biarlah alam terkembang menjadi Guru, hiraukan alam dan lingkungan yang akan membentuk kepribadian dan karakter mu. Semakin jauh kita menjelajah akan semakin luas pula cakrawala dan wawasan yang kita dapatkan, bumi Allah ini amatlah luas jangan takut untuk tidak bisa maju dan berkembang karena segala sesuatunya tergantung pada diri sendiri. Ingin tetap bertahan di zona nyaman atau ingin menambah insight dengan menelusuri serta mempelajari hal baru?
Belajar hal baru di tempat baru akan melahirkan berbagai macam ujian baru pula, tidak hanya dari segi keimanan, kekuatan atau kehidupan. Jangan khawatir! Kita hanya perlu tahu bahwa satu-satunya kunci untuk menghadapi itu semua telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya surah Al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi : "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amal berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk". Sabar dan shalat adalah kunci tersebut, tidak ada proses panjang yang mengantarkan kepada kesuksesan kecuali dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketaatan.
Ibnu Athaillah pernah berkata : "Salah satu tanda sukses di akhir perjalanan adalah kembali kepada Allah di awal perjalanan", apabila seorang manusia mengawali niat dari pekerjaannya bersama Allah maka Allah pasti akan mengiringinya hingga akhir. Mari menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam mengarungi kehidupan karena mau dibawa ke mana bangsa ini jika generasi mudanya saja loyo dan tak bersemangat hidup?
Terinspirasi dari : Anak Rantau karya Ahmad Fuadi, Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy

